nIcE - mEtAfOrA
sekerat akar mampu ku hulur padamu
di saat dikau terkapai dan kelemasan
di arus hidup yang tinggal sejengkal cuma
katamu kau tak bisa berenang ke sana
engkaulah teman tanpa sangsi dan curiga
sekerat akar mampu ku hulur padamu
di saat dikau terkapai dan kelemasan
di arus hidup yang tinggal sejengkal cuma
katamu kau tak bisa berenang ke sana
engkaulah teman tanpa sangsi dan curiga
setelah aku mendengar lirih ratapmu
harumnya sekuntum melati di embunan pagi
sewaktu kita melewati sebidang tanah
perkebunan persahabatan
tersasar aku di dalam mentafsir
aksara jujur dan ketelusan
yang terpamer di wajahmu
terlalu naif untuk ku fahami
metafora puisi dusta dan personifikasi
sukarnya untuk aku membuktikan
kebenaran yang berpihak pada ku
kerna peluang langsung tiada padaku
sedarlah aku erti senyuman
ada dendam yang tidak pernah padam
pada lirik mata mu ada pedang tajam yang menerjam
terima kasih atas pengalaman itu
mengajak aku kembali mengenal diri
terpaksa lagi menyusuri jalan-jalan sepi
masih bisakah ku temui
sekuntum melati mewangi yang tidak berduri
sedarlah...
dengarlah metafora puisi dusta
hilang lah persahabatan...
harumnya sekuntum melati di embunan pagi
sewaktu kita melewati sebidang tanah
perkebunan persahabatan
tersasar aku di dalam mentafsir
aksara jujur dan ketelusan
yang terpamer di wajahmu
terlalu naif untuk ku fahami
metafora puisi dusta dan personifikasi
sukarnya untuk aku membuktikan
kebenaran yang berpihak pada ku
kerna peluang langsung tiada padaku
sedarlah aku erti senyuman
ada dendam yang tidak pernah padam
pada lirik mata mu ada pedang tajam yang menerjam
terima kasih atas pengalaman itu
mengajak aku kembali mengenal diri
terpaksa lagi menyusuri jalan-jalan sepi
masih bisakah ku temui
sekuntum melati mewangi yang tidak berduri
sedarlah...
dengarlah metafora puisi dusta
hilang lah persahabatan...
No comments:
Post a Comment